I. Letak Geografis Mesir
Terletak di benua Afrika :
Sebelah Barat berbatasan : Libia
Sebelah Timur berbatasan : Laut Merah
Asebalah Utara berbatasan : Laut Tengah
Sebelah Selatan berbatasan : Sudan
Antara Laut Tengah dan Laut Merah terdapat Terusan Suez yang menghubungkan pelayaran Eropa dan Asia
II. Hasil Kebudayaan Mesir Kuno
Kebudayaan Mesir berkembang sejak 3000 SM, di Lembah Sungai Nil, yaitu sungai terpanjang di dunia
Hasil-hasil kebudayaan Mesir Kuno antara lain :
· Piramida, yaitu bangunan yang terbuat dari batu yang disusun
berbebtuk kerucut yang berfungsi untuk menyimpan mummi. Mummi adalah
mayat raja-raja Mesir Kuno yang diawetkan
· Obelisk, adalah tugu-tugu yang menjulang tinggi ke angkasa, sebagi tempat pemujaan
· Sphinx, adalah patung hewan-hewan mitologis yang bebadan singa dan bermuka manusia
·
Hieroglyph, adalah huruf bebrbebtuk gambar yang diukir pada batu.
Hieroglyph ini menjadi dasar alphabet yang sekarang kita pakai.
Penelitian tentang huruf Hieroglyph pertama kali dilakukan oleh
Heredotus abad ke-6 SM, tetapi ia tidak berhasil; mengungkapkan isi
tulisan tersebut.
· Batu Roseta yaitu batu bertulis yang ditemukan di tepi Sungai
Roseta. Dalam batu ini terdapat tulisan Hieroglyp dan tulisan Yunani
Kuno.
Isi tulisan Hieroglyph baru dapat diketahui setelah ditemukannya Batu Roseta,
Mesir merupakan satu-satunya pusat kebudayaan tertua di benua Afrika
yang berasal dari tahun 4000 SM. Hal ini diketahui melalui penemuan
sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Perancis yang dipimpin
oleh Napoleon Bonaparte (1797-1799). Ketika itu pasukan Perancis yang
dipimpin oleh Napoleon Bonaparte melancarkan serangan dan pendudukan
terhadap daerah Mesir (1797-1798). Batu tulis itu berhasil dibaca oleh
seorang Perancis yang bernama Jean Francois Champollion (1800) sehingga
sejak tahun itu terbukalah tabir sejarah Mesir Kuno yang berasal dari
tahun 4000 SM.
Untuk mengungkap isi tulisan Hieroglyph tersebut Napoleon menyuruh sejarawan Perancis yang bernama Champollion .
Hasil penelitian Champollion selama 20 tahun dapat mengungkap sejarah
Mesir Kuno sehingga menghasilkan perpustakaan Mesir Kuno yang ditulis
diatas bahan Papyrus (tumbuhan air yang berada di tepi Sungai Nil).
III. Ilmu Pengetahuan Mesir Kuno
Bangsa Mesir Kuno telah mengenal :
· Ilmu Astronomi (ilmu Bintang), yaitu : dengan mengamati siklus
bintang Sirius atau Sothis yang bertepatan dengan pasang naiknya air
Sungai Nil. Hasilnya : mereka sudah mengenal kalender yaitu setahun
terdiri dari 12 bulan, setiap bulan 30 hari, jadi setahun ada 360 hari,
kemudian direvisi menjadui 365 hari
· Ilmu Kedokteran yang terdiri dari 3 jenis aliran :
· Mengutamakan penyembuhan penyakit dengan obat-obatan
· Mengutamakan penyembuhan penyakit secara anatomis tubuh dan bagian-bagiannya (pijat refleksi)
· Mengutamakan penyembuhan penyakit secara gaib(magic)
IV. Konsep Kepercayaan Mesir Kuno
· Dewa bangsa Mesir kuno adalah Dewa Ammon yaitu Dewa Matahari. Raja
Mesir Firaun menganggap dirinya adalah anak Dewa Ammon.Burung Elang
sebagi burung penghubung antara Dewa Ammon dan manusia
·
Bangsa Mesir kuno percaya bahwa, Roh orang meninggal akan hidup terus
asal badannya utuh. Sehingga mayatnya diawetkan menjadi mummi.
· Bangsa Mesir kuno juga beranggapan bahwa kehidupan di alam baqa sama dengan di dunia.
V. Kerajaan Mesir Kuno
· Kerajaan Mesir Kuno dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Fir’aun
dengan kekuasan mutlak. Raja sebagai kepala agama dan panglima angkatan
perang.
· Sistem Feodal, raja dan bangsawan mempunyai tanah yang luas
· Sistem Pajak, petani wajib menyerahkan 1/5 bagian dari hasil panennya sebagi pajak
· Sistem Tata pemerintahan
· Sensus Penduduk dan ternak, pengukuran tanah
VI. Pemerintahan
Raja-raja dari zaman Mesir Tua bertahta di Thinis. Raja yang pertama
bernama Firaun Menes. Pada awalnya kerajaan Mesir terdiri dari dua
kerajaan, yaitu kerajaan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Kedua kerajaan ini
berhasil dipersatukan oleh Firaun Menes. Oleh karena itu, Raja Mesir
juga disebut dengan nama Nesutbiti (Raja Mesir Hulu dan Mesir Hilir).
Raja Mesir memakai mahkota kembar. Raja-raja yang terkenal dari zaman
Kerajaan Mesir Tua antara tahun 2800-2700 SM adalah Raja Chufu (Cheops),
Chefren, dan Menkaure.
Pada masa pemerintahan Firaun Pepi I (±2500 SM), kerajaan Mesir
memperluas daerahnya sampai ke Nubia Selatan dan Abessynia. Tetapi
setelah masa pemerintahan Firaun Pepi II, kerajaan Mesir dengan pusatnya
Memphis semakin lemah dan musuh-musuh dari luar mendapat kesempatan
untuk memecah belah kerajaan Mesir menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
Kerajaan Mesir telah terpecah belah akibat terjadinya pertentangan dan
persaingan antara kaum bangsawan feodal. Persaingan dan pertentangan ini
berhasil diatasi dan dipersatukan oleh raja dari kerajaan Thebe yang
bernama Firaun Sesostris III (±1880 SM). Bahkan raja ini berhasil
memperluas wilayahnya ke daerah Nubia. Firaun Sesostris III juga
menyerang dan menduduki daerah Palestina, bahkan sampai ke daerah
Sichem.
Setelah bangsa Hyksos berkuasa di Mesir, mereka menetapkan ibu kotanya
di Awaris (di daerah Delta Timur). Dari daerah ini mereka melancarkan
serangan dan pendudukan ke daerah Mesir maupun ke Palestina dan Syria.
Namun bangsa Mesir tidak mau dikuasai oleh bangsa Hyksos, maka di bawah
pimpinan kerajaan Thebe, bangsa Mesir berhasil mengusir bangsa Hyksos.
Ibu kota Awaris berhasil diduduki oleh raja-raja Thebe. Dengan demikian
berdirilah kerajaan Mesir Baru.
Raja Thebe yang memimpin bangsa Mesir mengusir bangsa Hyksos bernama
Firaun Ahmosis I. Setelah masa pemerintahan Raja Ahmosis I, kerajaan
Mesir terus melakukan perluasan wilayahnya sampai ke daerah Asia Barat
di bawah pimpinan Firaun Thutmosis I.
Raja terbesar dari zaman kerajaan Mesir Baru adalah Firaun Thutmosis III
(1500-1447 SM). Negara-negara yang tunduk kepada kekuasaan Mesir
diantaranya Babylonia, Assyria, Cicilia, Cyprus dan lain-lain. Setelah
Raja Thutmosis III meninggal, ia digantikan oleh Firaun Amenhotep II
(1447-1420 SM). Pengganti Raja Amenhotep II adalah Firaun Thutmosis IV.
Untuk tetap mempertahan wilaya kerajaan yang luas itu, Fitaun Thutmosis
IV menjalin persahabatan dengan raja-raja di sekitarnya, seperti dengan
Firaun Mitanni dan Babylonia. Persahabatan dengan Firaun Mitanni
diperkuat dengan perkawinan antara Firaun Thutmosis IV dengan Putri
Firaun Artatama. Setelah Firaun Thutmosis meninggal, ia digantikan oleh
Firaun Amenhotep IV.
Pada masa pemerintahan Firaun Amenhotep IV, muncul kepercayaan baru yang
bersifat monotheis. Tindakan Firaun Amenhotep IV ditentang oleh para
pendeta dari agama Amon. Dan untuk menghindari terjadinya pertentangan
itu, ia memindahkan ibu kota keFiraunannya dari Thebe ke Al Amarna.
Dengan meninggalnya Firaun Amenhotep IV, para pendeta dari agama Amon
dapat merebut kembali kekuasaannya, sehingga menantu dan pengganti
Firaun Amenhotep IV yang bernama Firaun Tut-Ankh-Amon (±1359 SM)
terpaksa tunduk kepada pendeta-pendeta agama Amon di Thebe. Di bawah
pemerintahan Firaun Tut-Ankh-Amon, kerajaan Firaun mengalami kemunduran
dan akhirnya terpecah belah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
Namun di bawah pemerintahan Firaun Haremheb (1350-1315 SM), keFiraunan
Mesir berhasil dipersatukan kembali. Salah seorang keturunannya yang
terkenal adalah Firaun Sethos I (orang Yunani menyebutkan Sesostris).
Selanjutnya di bawah pemerintahan Firaun Ramses II (1275-1220 SM)
kerajaan Mesir diperluas lagi hingga berhasil menguasai seluruh wilayah
Palestina dan mengalahkan bangsa Hittit yang mengacau di Asia Barat.
Firaun Ramses II digantikan oleh Firaun Ramses III dan setelah Firaun
Ramses III meninggal, keFiraunan Mesir mengalami kemunduran dan bahkan
beberapa kali dikuasai oleh bangsa asing.
VII. Kepercayaan
Masyarakat Mesir Kuno percaya dan memuja banyak dewa (polytheisme).
Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir diantaranya: Dewa Osiris sebagai dewa
tertinggi, Dewa Thot (dewa pengetahuan), Dewa Anubis (dewa berkepala
anjing) sebagai dewa kematian, Dewa Apis berwujud Sapi, Dewa Ra (Dewa
Matahari) dan kemudian menjadi Dewa Amon-Ra (Dewa Bulan Matahari).
VIII. Keruntuhan Mesir Kuno
Keruntuhan Mesir Kuno pertama kali disebabkan oleh perselisishan antara
golongan agama dan raja. Yang dimulai pada masa Pharao Akhnaton 1500 SM.
Sejak terbunuhnya Pharao Akhnaton kerajaan Mesir Kuno tenggelam dari
kejayaannya. Selain itu oleh serangan bangsa-bangsa lain seperti :
Bangsa Hitit, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Turki, Inggris dan Perancis.