Bulan telah pingsan
di atas kota Jakarta tapi tak seorang menatapnya!
O, getirnya kulit limau!
O, betapa lunglainya!
Bulan telah pingsan.
Mama,bulan telah pingsan.
Menusuk tikaman beracun
dari lampu-lampu kota Jakarta
dan gedung-gedung tak berdarah
berpaling dari bundanya.
Bulannya! Bulannya!
Jamur bundar kedinginan
bocah pucat tanpa mainan, pesta tanpa bunga.
O, kurindu napas gaib!
O, kurindu sihir mata langit!
Bulan merambat-rambat.
Mama, betapa sepi dan sendirinya!
Begitu mati napas tabuh-tabuhan
maka penari pejamkan mata-matanya
Bulan telah pingsan
di atas kota Jakarta
tapi tak seorang menatapnya.
Bulanku! Bulanku!
Tidurlah, sayang di hatiku!
WS. Rendra
Dikutip dari Empat Kumpulan Sajak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar